PERIN+1S Pendidikan Rangkai Informasi & Teknologi Swadaya adalah organisasi nirlaba yang memiliki fokus pada isu swakelola dan kolektivisasi pendidikan, khususnya pendidikan dan perangkaian informasi (terutama dalam bentuk sistem perpustakaan), ruang, dan teknologi.
PERIN+1S berawal dari berbagai persilangan hubungan, pengetahuan, dan percobaan sistem kelola yang terbentuk secara organik di perpustakaan & ruang kolektif C2O. C2O didirikan di tahun 2008 secara informal sebagai respons terhadap kondisi di Surabaya, khususnya:
- keterbatasan infrastruktur perpustakaan dan akses informasi, antara lain: koleksi genre tertentu (umumnya anak, buku populer, teks pelajaran, agama, laporan pemerintah, pengembangan diri) membanjir, sementara koleksi progresif sangat sulit didapat kalau tidak sengaja disensor; masuk perpus harus mengenakan berbaju formal, berkerah dan bersepatu, banyak yang tidak buka di luar jam kerja, tidak ada katalog online, dsb.
- terbatasnya ruang kegiatan: kalau tidak disensor atau dipersulit dengan birokrasi, harga sewa ruang makin mahal
- minimnya penggunaan dan pembahasan mengenai teknologi terbuka (open source) yang kritis tapi juga inklusif dan tepat guna
Daripada buku habis dibaca cuma sekali, disimpan malah rusak karena banjir, bocor, lembap, dimakan rayap, kenapa tidak kita kumpulkan, untuk kita bangun bersama sebagai perpustakan kolektif? Sistem informasi seperti katalog, website bisa dikembangkan melalui perangkat terbuka (open source). Kami tahu pasti bahwa kami tidak sendiri — ada banyak sekali individu, kelompok belajar, kolektif, jurnalis, komunitas yang membentuk perpustakaan komunitas, perpustakaan jalanan, kelompok belajar, dsb. N+1 di sini menandakan kekukuhan +1 untuk terus ada dan bertumbuh di tengah kegagalan komponen N(egara).
Namun sangat sedikit yang berumur panjang, seringkali kukut setelah pemilik atau pendirinya memasuki fase baru kehidupan. Misal, menikah, pindah, lulus, mendapat kerja dan berhenti menjadi bonus bom demografi, dsb. Kalau tidak karena keterbatasan ruang, waktu yang habis untuk bekerja memenuhi kebutuhan sehari-hari, keterbatasan akses ke pengetahuan dan teknologi untuk pengembangan sistem. Tak disangkal, menjalankan perpustakaan komunitas secara berkelanjutan di negara tropis anti-kominis oligarkis yang trilyunan uang publiknya dikorupsi ini memang tidak gampang ataupun murah!
Untuk mendukung upaya-upaya ini lah, PERIN+1S dilegalkan, didaftarkan pada Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagai yayasan nirlaba di tahun 2017 (AHU-0009151.AH.01.04.Thn 2017). Tidak ada laba yang masuk ke kantong pribadi pemegang saham, semua pemasukan sepenuhnya digunakan untuk operasional PERIN+!S, C2O, dan program-programnya.
Biaya operasional sehari-hari dikumpulkan secara swadaya melalui biaya keanggotaan; sewa buku, peralatan, tempat; penjualan produk dan tiket acara; donasi pengunjung; dan konsinyasi titip jual. Siapapun yang menggunakannya bisa dan wajib berkontribusi sesuai prinsip, dari semua sesuai kemampuannya, untuk semua sesuai kebutuhan dan kontribusinya. Prinsip ini terus kami pegang untuk memastikan sewa ruang, tagihan sewa ruang, internet, listrik, air terbayar, para pekerja yang tiap hari harus membersihkan, merawat, melakukan katalogisasi dan sirkulasi, menjadi mimin medsos, dapat dibayar dengan layak.
Hibah dari organisasi donor ataupun sponsor sejauh ini bukanlah untuk pendanaan operasional, tapi untuk projek penelitian dan seni. Beberapa penghargaan, dana hibah, dan sponsor yang telah kami terima dari organisasi lokal hinggal internasional antara lain adalah Social Enterprise Challenge for Arts, Creative & Tourism Organisations (Diageo-British Council, 2015), the Creative Cities Research (British Council, 2015), Urban Aspirations (Ford Foundation, 2014), dan Urban Knowledge Dynamics (Ford Foundation, 2012-2013). Selain itu, kami acapkali bekerjasama dengan kampus (ITS, UK Widya Mandala, Unair, Univ Ciputra, UK Petra, dsb.) dalam penyelenggaraan konferensi, seminar, lokakarya, diskusi.